Jimmy masuk ke kantornya. Dia mengangguk kepada beberapa karyawan yang menyapanya di lobi.
"Laudia, ke ruangan saya, please!" dia lambaikan tangan ke arah wanita yang sedang sibuk di depan komputernya.
Jimmy adalah pemilik perusahaan PT. Artha Karya. Perusahaan ini bergerak di bidang bisnis perhotelan dan perumahan. Tentu saja tangan dingin Jimmy membuat perusahaan ini terus maju pesat.
Sayangnya, kesuksesan karirnya tidak diikuti kesuksesan rumah tangganya. Jimmy bercerai dengan istri pertamanya setelah dikaruniai seorang anak. Penyebabnya adalah orang ketiga. Jimmy terpergok sedang bercinta dengan sekretarisnya di meja kerjanya.
Setelah bercerai, Jimmy semakin menjadi-jadi. Sudah banyak wanita ia tiduri. Satu persatu karyawannyapun ia ajak kencan. Termasuk sekretaris yang baru kerja dua bulan di perusahaanya ini, Laudia.
Laudia bertubuh tinggi semampai. Langsing dengan dada proporsional. Orangnya periang dan ramah. Sayangnya ia mudah terbujuk rayuan bosnya yang memang rupawan. Selain tampan, sukses pula. Siapa sih yang tak bertekuk lutut.
"Maaf, pak. Ada yang bisa saya bantu," Laudia berkata sambil tersenyum ke arah bosnya yang juga sedang tersenyum kepadanya.
"Kenapa kamu senyum-senyum begitu? Kangen tah?" kata Jimmy.
Laudia hanya mengerling tidak menyahut.
"Kamu hubungi, Bonar. Bilang bahwa besok peletakan batu pertama di lokasi hotel Jalan Mawar," Jimmy berkata lalu mendekat ke arah Laudia.
"Baik, Pak. Ada lagi yang bisa saya bantu?" Laudia berkata sambil terus menatap ke arah Jimmy yang mendekatinya.
"Sepertinya pagi ini kamu begitu menggairahkan. Sangat disayangkan kalau melewatkan waktu tanpa kehangatan," Jimmy berkata sambil merengkuh Laudia ke dalam pelukannya.
Tak lama kemudian suara-suara desahan wanita itu memenuhi ruangan Jimmy.